Al-Qur'an, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW secara lisan dan berangsur-angsur antara tahun 610 hingga 632 M atau selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu umat manusia khususnya orang-orang Mekah dan Madinah masih dalam kegelapan dan buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya melalui konsistensinya dan kesesuaiannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang ditemukan umat manusia pada masa jauh setelah Muhammad.
Berbagai
contoh di bawah ini, menunjukkan bukti-bukti kebenaran wahyu Al-Qur'an yang
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW tanpa bisa dibantah.
1. Kemenangan Bizantium. Penggalan berita lain yang disampaikan Al
Qur'an tentang peristiwa masa depan ditemukan dalam ayat pertama Surat Ar Ruum,
yang merujuk pada Kekaisaran Bizantium, wilayah timur Kekaisaran Romawi. Dalam
ayat-ayat ini, disebutkan bahwa Kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan
besar, tetapi akan segera memperoleh kemenangan.
"Alif, Lam, Mim. Telah
dikalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat dan mereka sesudah dikalahkan
itu akan menang, dalam beberapa tahun (lagi). Bagi Allah-lah urusan sebelum dan
sesudah (mereka menang)." (Al Qur'an, 30:1-4)
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun
620 Masehi, hampir tujuh tahun setelah kekalahan hebat Bizantium Kristen di
tangan bangsa Persia, ketika Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian
diriwayatkan dalam ayat ini bahwa Bizantium dalam waktu dekat menang. Padahal,
Bizantium waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat hingga nampaknya
mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut
kemenangan kembali. Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avar, Slavia,
dan Lombard menjadi ancaman serius bagi Kekaisaran Bizantium. Bangsa Avar telah
datang hingga mencapai dinding batas Konstantinopel. Kaisar Bizantium,
Heraklius, telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja
dilebur dan dijadikan uang untuk membiayai pasukan perang. Banyak gubernur
memberontak melawan Kaisar Heraklius dan dan Kekaisaran tersebut berada pada
titik keruntuhan. Mesopotamia, Cilicia, Syria, Palestina, Mesir dan Armenia,
yang semula dikuasai oleh Bizantium, diserbu oleh bangsa Persia. (Warren
Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford University
Press, 1997, s. 287-299.)
Pendek kata, setiap orang menyangka
Kekaisaran Bizantium akan runtuh. Tetapi tepat di saat seperti itu, ayat pertama
Surat Ar Ruum diturunkan dan mengumumkan bahwa Bizantium akan mendapatkan
kemenangan dalam beberapa+tahun lagi. Kemenangan ini tampak sedemikian mustahil
sehingga kaum musyrikin Arab menjadikan ayat ini sebagai bahan cemoohan. Mereka
berkeyakinan bahwa kemenangan yang diberitakan Al Qur'an takkan pernah menjadi
kenyataan.
Sekitar tujuh tahun setelah diturunkannya ayat pertama
Surat Ar Ruum tersebut, pada Desember 627 Masehi, perang penentu antara
Kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Nineveh. Dan kali ini, pasukan
Bizantium secara mengejutkan mengalahkan pasukan Persia. Beberapa bulan
kemudian, bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium, yang
mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang mereka ambil dari Bizantium.
(Warren Treadgold, A History of the Byzantine State and Society, Stanford
University Press, 1997, s. 287-299.)
Akhirnya, "kemenangan bangsa
Romawi" yang diumumkan oleh Allah dalam Al Qur'an, secara ajaib menjadi
kenyataan.
Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah
pengumuman tentang fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh seorangpun di
masa itu.
Dalam ayat ketiga Surat Ar Ruum, diberitakan bahwa Romawi
telah dikalahkan di daerah paling rendah di bumi ini. Ungkapan "Adnal Ardli"
dalam bahasa Arab, diartikan sebagai "tempat yang dekat" dalam banyak
terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut, tetapi lebih
berupa penafsiran atasnya. Kata "Adna" dalam bahasa Arab diambil dari kata
"Dani", yang berarti "rendah" dan "Ardl" yang berarti "bumi". Karena itu,
ungkapan "Adnal Ardli" berarti "tempat paling rendah di bumi".
Yang
paling menarik, tahap-tahap penting dalam peperangan antara Kekaisaran Bizantium
dan Persia, ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Jerusalem, benar-benar
terjadi di titik paling rendah di bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah
cekungan Laut Mati, yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh
Syria, Palestina, dan Jordania. "Laut Mati", terletak 395 meter di bawah
permukaan laut, adalah daerah paling rendah di bumi.
Ini berarti bahwa
Bizantium dikalahkan di bagian paling rendah di bumi, persis seperti dikemukakan
dalam ayat ini.
Hal paling menarik dalam fakta ini adalah bahwa
ketinggian Laut Mati hanya mampu diukur dengan teknik pengukuran modern.
Sebelumnya, mustahil bagi siapapun untuk mengetahui bahwasannya ini adalah
wilayah terendah di permukaan bumi. Namun, dalam Al Qur'an, daerah ini
dinyatakan sebagai titik paling rendah di atas bumi. Demikianlah, ini memberikan
bukti bahwa Al Qur'an adalah wahyu Ilahi.
2. Kebohongan Alkitab secara umum.
Website ini dibuat justru untuk
mengungkap berbagai jenis kebohongan Alkitab/Bibel sebagaimana dinyatakan oleh
Allah dalam Al-Qur'an berikut ini:
"Apakah kamu masih mengharapkan mereka (Yahudi & Kristen)
akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar Firman Allah,
lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?"
(QS. 2:75)
"Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang (Yahudi
& Kristen) yang menulis Alkitab dengan tangan mereka sendiri, lalu
dikatakannya: 'Ini dari Allah', untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan
perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang
ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat
dari apa yang mereka kerjakan." (QS. 2:79)
"Orang-orang (Yahudi &
Kristen) yang telah Kami beri Al Kitab mengenal Muhammad seperti mereka mengenal
anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka
menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (QS. 2:146)
"Dan
mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya di kala
mereka berkata: 'Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia'. Katakanlah:
'Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya
dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang
bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian
besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu
tidak mengetahui(nya)?' Katakanlah: 'Allah-lah (yang menurunkannya)', kemudian
(sesudah kamu menyampaikan Al Qur'an kepada mereka), biarkanlah mereka
bermain-main dalam kesesatannya." (QS. 6:91)
Dan lain sebagainya.
3.
Kemenangan di Khaibar dan Mekah.
Sisi keajaiban lain dari Al Qur'an adalah ia
memberitakan terlebih dahulu sejumlah peristiwa yang akan terjadi di masa
mendatang. Ayat ke-27 dari surat Al Fath, misalnya, memberi kabar gembira kepada
orang-orang yang beriman bahwa mereka akan menaklukkan Mekah, yang saat itu
dikuasai kaum penyembah berhala:
"Sesungguhnya Allah akan
membuktikan kepada Rosul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya
(yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah
dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang
kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui, dan
Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat." (Al Qur'an, 48:27)
Ketika kita lihat lebih dekat lagi, ayat
tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum
kemenangan Mekah. Sesungguhnya, sebagaimana dikemukakan dalam ayat tersebut,
kaum mukmin terlebih dahulu menaklukkan Benteng Khaibar, yang berada di bawah
kendali Yahudi, dan kemudian memasuki Mekah dengan aman.
Pemberitaan
tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa depan hanyalah salah satu
di antara sekian hikmah yang terkandung dalam Al Qur'an. Ini juga merupakan
bukti akan kenyataan bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah, Yang pengetahuan-Nya
tak terbatas.
4.
Ditemukannya jasad Fir'aun.
"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu (Fir'aun) supaya kamu
dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS. 10:92)
Pada waktu Qur-an disampaikan kepada
manusia oleh Nabi Muhammad, semua jenazah Fir'aun-Fir'aun yang disangka ada
hubungannya dengan Exodus oleh manusia modern terdapat di kuburan-kuburan
kuno di lembah raja-raja (Wadi al Muluk) di Thebes, di seberang Nil di kota
Luxor. Pada waktu itu manusia tak mengetahui apa-apa tentang adanya
kuburan tersebut. Baru pada abad 19 orang menemukannya seperti yang dikatakan
oleh Qur-an jenazah Fir'aunnya Exodus selamat. Pada waktu ini jenazah
Fir'aun Exodus disimpan di Museum Mesir di Cairo di ruang mumia, dan
dapat dilihat oleh penziarah. Jadi hakekatnya sangat berbeda dengan legenda
yang menertawakan yang dilekatkan kepada Qur-an oleh ahli tafsir Injil, R.P.
Couroyer.
5. Madu adalah Obat.
"kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar
minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang
menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan." (QS. 16:69)
Tidak ada seorang pun yang membantah bahwa
madu lebah dapat dijadikan obat bagi manusia. Padahal, Al-Qur'an diturunkan pada
abad ke-7 Masehi, dimana orang-orang pada waktu itu, khususnya di Jazirah Arab,
masih buta iptek.
6. Air susu
binatang, minuman yang lezat.
"Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam
perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan
bagi orang-orang yang meminumnya." (QS. 16:66)
Pada waktu
itu tidak ada seorang manusia pun di Jazirah Arab yang mengira bahwa air susu
ternak dapat diminum oleh manusia, bahkan menyehatkannya. Sekarang, air susu
ternak sudah menjadi santapan sehari-hari bagi manusia yang
menyukainya.
7. Segala
yang hidup di muka bumi diciptakan dari air.
"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya
langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami
pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup.
Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS. 21:30)
Pada
waktu ayat tersebut diturunkan, tidak ada yang berfikir kalau segala yang hidup
itu tercipta dari air. Sekarang, tidak ada seorang pakar pun yang membantah
bahwa segala yang hidup itu tercipta dari air. Air adalah materi pokok bagi
kehidupan setiap makhluk hidup.
8. Fenomena berpasang-pasangan atas segala sesuatu.
Qur-an yang berulang-ulang menyebut adanya pasangan dalam alam
tumbuh-tumbuhan, juga menyebut adanya pasangan dalam rangka yang lebih umum,
dan dengan batas-batas yang tidak ditentukan.
"Maha Suci Tuhan yang telah
menciptakan pasangan-pasangan semuanya baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi
dan dari diri mereka maupun dari apa-apa yang mereka tidak ketahui." (QS.
36:36)
Kita dapat mengadakan hipotesa
sebanyak-banyaknya mengenai arti hal-hal yang manusia tidak mengetahui pada
zaman Nabi Muhammad. Hal-hal yang manusia tidak mengetahui itu termasuk di
dalamnya susunan atau fungsi yang berpasangan baik dalam benda yang paling kecil
atau benda yang paling besar, baik dalam benda mati atau dalam benda hidup.
Yang penting adalah untuk mengingat pemikiran yang dijelaskan dalam ayat itu
secara gamblang dan untuk mengetahui bahwa kita tidak menemukan
pertentangan dengan Sains masa ini.
Meskipun gagasan tentang "pasangan"
umumnya bermakna laki-laki dan perempuan, atau jantan dan betina, ungkapan
"maupun dari apa yang tidak mereka ketahui" dalam ayat di atas memiliki cakupan
yang lebih luas. Kini, cakupan makna lain dari ayat tersebut telah terungkap.
Ilmuwan Inggris, Paul Dirac, yang menyatakan bahwa materi diciptakan secara
berpasangan, dianugerahi Hadiah Nobel di bidang fisika pada tahun 1933. Penemuan
ini, yang disebut "parité", menyatakan bahwa materi berpasangan dengan lawan
jenisnya: anti-materi. Anti-materi memiliki sifat-sifat yang berlawanan dengan
materi. Misalnya, berbeda dengan materi, elektron anti-materi bermuatan positif,
dan protonnya bermuatan negatif. Fakta ini dinyatakan dalam sebuah sumber ilmiah
sebagaimana berikut:
"...setiap partikel memiliki anti-partikel dengan
muatan yang berlawanan ... dan hubungan ketidakpastian mengatakan kepada kita
bahwa penciptaan berpasangan dan pemusnahan berpasangan terjadi di dalam vakum
di setiap saat, di setiap tempat."
Semua ini menunjukkan bahwa unsur
besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan dibawa oleh meteor-meteor melalui
ledakan bintang-bintang di luar angkasa, dan kemudian "dikirim ke bumi", persis
sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Jelas bahwa fakta ini tak mungkin
diketahui secara ilmiah pada abad ke-7, di saat Al Qur'an diturunkan.
(http://www.2think.org/nothingness.html, Henning Genz - Nothingness: The Science
of Empty Space, s. 205)
9. Kejadian
manusia di dalam rahim.
Telor yang sudah dibuahkan dalam "Trompe" turun bersarang di dalam
rendahan (cavite) Rahim (uterus). Inilah yang dinamakan "bersarangnya telur."
Qur-an menamakan uterus tempat telor dibuahkan itu Rahim (kata jamaknya
Arham).
"Dan Kami tetapkan dalam rahim apa yang kami kehendaki sampai waktu
yang sudah ditentukan." (QS. 22:5)
Menetapnya
telur dalam rahim terjadi karena tumbuhnya (villis) yakni perpanjangan telor
yang akan mengisap dari dinding rahim, zat yang perlu bagi membesarnya telor,
seperti akar tumbuh-tumbuhan masuk dalam tanah. Pertumbuhan semacam ini
mengokohkan telor dalam Rahim. Pengetahuan tentang hal ini baru diperoleh
manusia pada zaman modern.
Pelekatan ini disebutkan dalam Qur-an 5
kali. Mula-mula dua ayat pertama surat 96 ayat 2.
"Yang menciptakan
manusia dari sesuatu yang melekat." (QS. 96:2)
"Sesuatu yang
melekat" adalah terjemahan kata bahasa Arab: 'alaq. Ini adalah arti yang pokok.
Arti lain adalah "gumpalan darah" yang sering disebutkan dalam terjemahan
Qur-an. Ini adalah suatu kekeliruan yang harus kita koreksi. Manusia tidak
pernah melewati tahap "gumpalan darah." Ada lagi terjemahan 'alaq dengan
"lekatan" (adherence) yang juga merupakan kata yang tidak tepat. Arti pokok
yakni "sesuatu yang melekat" sesuai sekali dengan penemuan Sains modern.
Ide tentang "sesuatu yang melekat" disebutkan dalam 4 ayat lain yang
membicarakan transformasi urut-urutan semenjak tahap "setetes sperma" sampai
sempurna.
"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dan
kabur) maka (ketahuilah) bahwasanya Kami telah menjadikan kamu dari tanah,
kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, (sesuatu yang melekat)
kemudian dari segumpal daging yang sempurna keadaannya dan yang tidak sempurna,
agar Kami jelaskan kepada kamu." (QS. 22:5)
"Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah (sesuatu yang melekat)." (QS. 23:4)
"Dialah yang menciptakan kamu dan tanah, kemudian dari setetes air mani,
sesudah itu dan segumpal darah (sesuatu yang melekat)." (QS. 40:67)
"Bukankah ia dahulu setetes mani yang ditumpahkan (kedalam rahim).
Kemudian mani itu menjadi segumpal darah (sesuatu yang melekat) lalu Allah
menciptakannya dan menyempurnakannya." (QS. 75:37-38)
Anggauta tempat "mengandung" itu terjadi, selalu disebutkan dalam
Qur-an dengan kata yang berarti uterus.
Dan beberapa surat, tempat
itu dinamakan "Tempat menetap yang kokoh." (surat 23 ayat 13 yang pernah kita
sebutkan dan surat 77 ayat 21.18)
PERKEMBANGAN EMBRIYO
DIDALAM PERANAKAN
Hal-hal yang disebutkan oleh Qur-an sesuai
dengan apa yang diketahui manusia tentang tahap-tahap perkembangan embryo
dan tidak mengandung hal-hal yang dapat dikritik oleh Sains modern.
Setelah "sesuatu yang melekat," yaitu kata-kata yang telah kita lihat
kebenarannya, Qur-an mengatakan bahwa embriyo melalui tahap: daging (seperti
daging yang dikunyah), kemudian nampaklah tulang yang diselubungi dengan daging
(diterangkan dengan kata lain yang berarti daging segar).
"Kemudian air mani itu
Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan sesuatu yang
melekat dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang
belulang itu Kami bungkus dengan daging, kemudian kami jadikan dia makhluk yang
(berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik." (QS.
23:14)
Daging (seperti yang dikunyah) adalah
terjemahan kata bahasa Arab mudlghah; daging (seperti daging segar)
adalah terjemahan lahm Perbedaan perlu digaris bawahi, embriyo pada
permulaannya merupakan benda yang nampak kepada mata biasa (tanpa alat), dalam
tahap tertentu daripada perkembangannya, sebagai daging dikunyah. Sistem
tulang, berkembang pada benda tersebut dalam yang dinamakan "mesenhyme." Tulang
yang sudah terbentuk dibungkus dengan otot-otot, inilah yang dimaksudkan
dengan "lahm. "
Dalam perkembangan embriyo, ada beberapa bagian yang
muncul, yang tidak seimbang proporsinya dengan yang akan menjadi manusia
nanti, sedang bagian-bagian lain tetap seimbang.
Bukankah arti kata
bahasa Arab "mukhallaq" yang berarti "dibentuk dengan proporsi seimbang" dan
dipakai dalam ayat 5 surat 22, disebutkan untuk menunjukkan fenomena ini?
Qur-an juga menyebutkan munculnya pancaindera dan hati (perasaan,
af-idah).
"Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalam tubuhnya roh
(ciptaan)-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati."
(QS. 32:9)
Qur-an juga
menyebutkan terbentuknya seks:
"Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki
dan perempuan, dan air mani apabila dipancarkan." (QS.
53:45-46)
Terbentuknya
seks juga disebutkan dalam surat 35 ayat 11 dan surat 75 ayat 39.
Semua pernyataan-pernyataan Qur-an harus dibandingkan dengan hasil-hasil
Sains modern; persesuaian di antara kedua hal tersebut sangat jelas. Tetapi juga
sangat perlu untuk membandingkannya dengan kepercayaan-kepercayaan umum yang
tersiar pada waktu Qur-an, agar kita mengetahui bahwa manusia pada waktu itu
tidak mempunyai konsepsi seperti yang diuraikan oleh Qur-an mengenai
problema-problema tertentu. Mereka itu tidak dapat menafsirkan Qur-an seperti
yang kita lakukan sekarang setelah hasil Sains modern membantu kita.
Sesungguhnya hanya baru pada abad XIX, manusia mempunyai pandangan yang jelas
tentang hal-hal tersebut.
Selama abad pertengahan mitos dan
spekulasi tanpa dasar merupakan sumber daripada doktrin yang bermacam-macam,
yang tetap dianut orang setelah abad pertengahan selesai. Banyak orang tidak
tahu bahwa tahap fundamental dalam sejarah embryologi adalah pernyataan
Harvey pada th. 1651 bahwa: "Semua yang hidup itu berasal dari telor."
Juga banyak orang tidak tahu bahwa embriyo itu terbentuk sedikit demi
sedikit, sebagian demi sebagian. Tetapi pada waktu ilmu pengetahuan baru telah
mendapat bantuan dari penemuan baru yaitu mikroskop untuk menyelidiki soal-soal
kita ini, masih terdapat banyak orang yang membicarakan peran telur
spermatozoide. Seorang naturalis, yaitu Buffon termasuk golongan ovist (yaitu
golongan yang menganut teori pengkotakan). Bonnet salah seorang penganut teori
tersebut mengatakan bahwa telor Hawa, ibu dari jenis manusia, mengandung segala
bibit jenis manusia, yang disimpan dalam pengkotakan, yang satu didalam yang
lainnya. Hipotesa semacam ini masih diterima orang pada abad XVIII.
Lebih seribu tahun sebelum zaman tersebut, di mana doktrin-doktrin
khayalan masih mendapat pengikut, manusia sudah diberi Qur-an oleh Tuhan.
Pernyataan-pernyataan Qur-an mengenai reproduksi manusia menjelaskan hal-hal
yang pokok dengan istilah-istilah sederhana yang manusia memerlukan berabad-abad
untuk menemukannya.
10. Karakter binatang yang hidup
berkelompok. "Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung
yang terbang dengan kedua sayapnya melainkan umat-umat (juga) seperti kamu.
Tiadalah Kami alpakan sesuatupun di dalam al Kitab, kemudian kepada Tuhan
merekalah, mereka dihimpunkan." (QS. 6:38)
Beberapa hal
dalam ayat tersebut harus kita beri komentar. Pertama-tarna: nasib
binatang-binatang sesudah mati perlu disebutkan. Dalam hal ini nampaknya Qur-an
tidak mengandung sesuatu doktrin. Kemudian soal taqdir secara umum, yang
kelihatannya menjadi persoalan di sini, dapat difahami sebagai taqdir
mutlak atau taqdir relatif, terbatas pada struktur atau organisasi
fungsional yang mengkondisikan tindakan (behaviour). Binatang bereaksi
kepada fakta luar yang bermacam-macam sesuai dengan kondisi-kondisi tertentu.
Menurut Blachere, seorang ahli tafsir kuno seperti Al Razi
berpendapat bahwa ayat ini hanya menunjukkan tindakan-tindakan
instinktif yang dilakukan oleh binatang untuk memuji Tuhan.
Syekh
si Baubekeur "Hamzah" (Sayid Abubakar Hamzah, seorang ulama Maroko) dalam
tafsirnya menulis: "Naluri yang mendorong makhluk-makhluk untuk berkelompok
dan berreproduksi, untuk hidup bermasyarakat yang menghendaki agar
pekerjaan tiap-tiap anggauta dapat berfaedah untuk seluruh kelompok."
Cara hidup binatang-binatang itu pada beberapa puluh tahun terakhir
telah dipelajari secara teliti dan kita menjadi yakin akan adanya
masyarakat-masyarakat binatang. Sudah terang bahwa hasil pekerjaan kolektif
telah dapat meyakinkan orang tentang perlunya organisasi kemasyarakatan.
Tetapi penemuan tentang mekanisme organisasi beberapa macam binatang
baru terjadi dalam waktu yang akhir-akhir ini. Kasus yang paling banyak
diselidiki dan diketahui adalah kasus lebah. Nama Von Frisch dikaitkan
orang dengan penyelidikan tersebut. Pada tahun 1973 Von Frisch, Lorenz dan
Tinbergenmendapat hadiah Nobel karena penyelidikan mereka.
11. Peredaran benda-benda angkasa dalam garis
edarnya.
Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan di dalam Al Qur'an,
ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar
tertentu.
"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan
bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya." (Al
Qur'an, 21:33)
Disebutkan pula
dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam, tetapi bergerak dalam garis
edar tertentu:
"Dan matahari
berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi
Maha Mengetahui." (Al Qur'an, 36:38)
Fakta-fakta yang
disampaikan dalam Al Qur'an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomis di
zaman kita. Menurut perhitungan para ahli astronomi, matahari bergerak dengan
kecepatan luar biasa yang mencapai 720 ribu km per jam ke arah bintang Vega
dalam sebuah garis edar yang disebut Solar Apex. Ini berarti matahari bergerak
sejauh kurang lebih 17.280.000 kilometer dalam sehari. Bersama matahari, semua
planet dan satelit dalam sistem gravitasi matahari juga berjalan menempuh jarak
ini. Selanjutnya, semua bintang di alam semesta berada dalam suatu gerakan
serupa yang terencana.
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh
lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al Qur'an sebagai
berikut:
"Demi langit yang mempunyai jalan-jalan." (Al Qur'an, 51:7)
Terdapat sekitar 200 milyar galaksi di alam
semesta yang masing-masing terdiri dari hampir 200 bintang. Sebagian besar
bintang-bintang ini mempunyai planet, dan sebagian besar planet-planet ini
mempunyai bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang
diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun, masing-masing seolah
"berenang" sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang
sempurna bersama dengan yang lain. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak
bersama sepanjang garis edar yang ditetapkan baginya.
Garis edar di
alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaksi-galaksi pun
berjalan pada kecepatan luar biasa dalam suatu garis peredaran yang terhitung
dan terencana. Selama pergerakan ini, tak satupun dari benda-benda angkasa ini
memotong lintasan yang lain, atau bertabrakan dengan lainnya. Bahkan, telah
teramati bahwa sejumlah galaksi berpapasan satu sama lain tanpa satu pun dari
bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat
Al Qur'an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini ataupun
teknologi canggih untuk mengamati ruang angkasa berjarak jutaan kilometer, tidak
pula pengetahuan fisika ataupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah
mungkin untuk mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa "dipenuhi lintasan
dan garis edar" sebagaimana dinyatakan dalam ayat tersebut. Akan tetapi, hal ini
dinyatakan secara terbuka kepada kita dalam Al Qur'an yang diturunkan pada saat
itu: karena Al Qur'an adalah firman Allah.
12. Gugusan bintang atau galaksi.
"Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang
(galaksi) dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya."
(QS. 25:61)
Dalam alam semesta ini terdapat milyaran
galaksi. Di antara galaksi-galaksi itu adalah:
- Galaksi Bima Sakti
(tata surya kita ini terdapat di dalamnya).
- Galaksi Magellan (berjarak
kira-kira 150.000 tahun cahaya dari Bima Sakti).
- Galaksi Andromeda (lebih
jauh sedikit dari Magellan, dengan jarak kira-kira 2.000.000 tahun cahaya).
13. Gerak
semu matahari.
"Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang
memelihara kedua tempat terbenamnya." (QS. 55:17)
Dua tempat
terbit matahari dan dua tempat terbenamnya ialah tempat dan terbenam matahari di
waktu musim panas dan di musim dingin. Gerak semu matahari ke utara-selatan
menyebabkan beberapa musim tertentu di suatu negara tertentu.
14. Planet dalam langit terdekat.
Dalam suatu ayat terdapat kata "Kawakib" yang menurut pengetahuan
modern hanya dapat diartikan "planet".
"Sesungguhnya Kami telah menghiasi
langit yang terdekat dengan hiasan yaitu planet-planet." (QS. 37:6)
Kalimat Qur-an: "Langit yang terdekat" dapatkah diartikan sebagai
sistem matahari? Kita mengetahui bahwa tak terdapat di antara benda-benda samawi
yang terdekat kepada kita selain planet. Matahari adalah bintang satu-satunya
dalam sistem ini yang pakai nama. Orang tak dapat mengerti, benda samawi apa
gerangan yang dimaksudkan dalam ayat tersebut, jika bukan planet. Rasanya
sudah benar jika kita terjemahkan "Kawakib" dengan "planet;" dan ini
berarti bahwa Qur-an menyebutkan adanya "planet" menurut definisi
modern.
15. Mengembangnya alam semesta.
Dalam Al
Qur'an, yang diturunkan 14 abad silam di saat ilmu astronomi masih terbelakang,
mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
"Dan langit itu
Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar
meluaskannya." (Al Qur'an, 51:47)
Kata "langit",
sebagaimana dinyatakan dalam ayat ini, digunakan di banyak tempat dalam Al
Qur'an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Di sini sekali lagi, kata
tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain, dalam Al Qur'an dikatakan
bahwa alam semesta "mengalami perluasan atau mengembang". Dan inilah yang
kesimpulan yang dicapai ilmu pengetahuan masa kini.
Hingga awal abad
ke-20, satu-satunya pandangan yang umumnya diyakini di dunia ilmu pengetahuan
adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan telah ada sejak dahulu kala tanpa
permulaan. Namun, penelitian, pengamatan, dan perhitungan yang dilakukan dengan
teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta sesungguhnya memiliki
permulaan, dan ia terus-menerus "mengembang".
Pada awal abad ke-20,
fisikawan Rusia, Alexander Friedmann, dan ahli kosmologi Belgia, George
Lemaitre, secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa
bergerak dan mengembang.
Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan
data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati langit dengan teleskop, Edwin
Hubble, seorang astronom Amerika, menemukan bahwa bintang-bintang dan galaksi
terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta, di mana segala sesuatunya
terus bergerak menjauhi satu sama lain, berarti bahwa alam semesta tersebut
terus-menerus "mengembang". Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya
memperkokoh fakta bahwa alam semesta terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan
dalam Al Qur'an pada saat tak seorang pun mengetahuinya. Ini dikarenakan Al
Qur'an adalah firman Allah, Sang Pencipta, dan Pengatur keseluruhan alam
semesta.
16. Bentuk
bulat planet bumi. "Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia
menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam..." (Al Qur'an,
39:5)
Dalam Al Qur'an, kata-kata yang digunakan
untuk menjelaskan tentang alam semesta sungguh sangat penting. Kata Arab yang
diterjemahkan sebagai "menutupkan" dalam ayat di atas adalah "takwir". Dalam
kamus bahasa Arab, misalnya, kata ini digunakan untuk menggambarkan pekerjaan
membungkus atau menutup sesuatu di atas yang lain secara melingkar, sebagaimana
surban dipakaikan pada kepala.
Keterangan yang disebut dalam ayat
tersebut tentang siang dan malam yang saling menutup satu sama lain berisi
keterangan yang tepat mengenai bentuk bumi. Pernyataan ini hanya benar jika bumi
berbentuk bulat. Ini berarti bahwa dalam Al Qur'an, yang telah diturunkan di
abad ke-7, telah diisyaratkan tentang bentuk planet bumi yang bulat.
Namun perlu diingat bahwa ilmu astronomi kala itu memahami bumi secara
berbeda. Di masa itu, bumi diyakini berbentuk bidang datar, dan semua
perhitungan serta penjelasan ilmiah didasarkan pada keyakinan ini. Sebaliknya,
ayat-ayat Al Qur'an berisi informasi yang hanya mampu kita pahami dalam satu
abad terakhir. Oleh karena Al Qur'an adalah firman Allah, maka tidak
mengherankan jika kata-kata yang tepat digunakan dalam ayat-ayatnya ketika
menjelaskan jagat raya. Rasanya tidak mungkin Allah menyebutkan secara vulgar
bahwa bentuk bumi adalah bulat, karena ini akan bertentangan dengan keyakinan
manusia pada waktu itu. Lebih jauh, Allah menyuruh manusia untuk berfikir dan
memahami segala ciptaan-Nya yang tak terbatas luasnya ini.
17. Lautan yang tidak bercampur satu sama lain.
Salah satu di antara sekian sifat lautan yang
baru-baru ini ditemukan adalah berkaitan dengan ayat Al Quran sebagai berikut:
"Dia
membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya
ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing ... Dari keduanya keluar
mutiara dan marjan." (Al Qur'an, 55:19-20,22)
Sifat lautan yang
saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama lain ini telah ditemukan
oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan
"tegangan permukaan", air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu.
Akibat adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari
bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.
(Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario,
Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.)
Dari keduanya, dapat digali
berbagai kekayaan alam khususnya mutiara dan marjan.
Sisi menarik dari
hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apapun
mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, hal ini dinyatakan
dalam Al Qur?an.
Suatu fenomena lain yang sering kita dapatkan
adalah bahwa air lautan yang asin, dengan air sungai-sungai besar yang tawar
tidak bercampur seketika. Orang mengira bahwa Qur-an membicarakan
sungai Euphrat dan Tigris yang setelah bertemu dalam muara, kedua sungai itu
membentuk semacam lautan yang panjangnya lebih dari 150 km, dan dinamakan
Syath al Arab. Di dalam teluk pengaruh pasang surutnya air menimbulkan
suatu fenomena yang bermanfaat yaitu masuknya air tawar ke dalam tanah
sehingga menjamin irigasi yang memuaskan. Untuk memahami teks ayat, kita
harus ingat bahwa lautan adalah terjemahan kata bahasa Arab "Bahr" yang
berarti sekelompok air yang besar, sehingga kata itu dapat dipakai untuk
menunjukkan lautan atau sungai yang besar seperti Nil, Tigris dan
Euphrat.
Dua ayat yang memuat fenomena tersebut adalah sebagai
berikut:
"Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang
ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit, Dia jadikan antara keduanya
dinding dan batas yang menghalangi." (QS. 25:53)
"Dan tidak sama
(antara) dua laut. Yang ini tawar segar sedap diminum, dan yang ini asin lagi
pahit. Dan dari masing-masing laut itu kamu dapat memakan daging yang segar dan
kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu memakainya." (QS. 35:12)
Selain
menunjukkan fakta yang pokok, ayat-ayat tersebut menyebutkan
kekayaan-kekayaan yang dikeluarkan dari air tawar dan air asin yaitu
ikan-ikan dan hiasan badan: batu-batu perhiasan dan mutiara. Mengenai
fenomena tidak campurnya air sungai dengan air laut di muara-muara hal
tersebut tidak khusus untuk Tigris dan Euphrat yang memang tidak disebutkan
namanya dalam ayat walaupun ahli-ahli tafsir mengira bahwa dua
sungai besar itulah yang dimaksudkan. Sungai-sungai besar yang menuang
ke laut seperti Missisippi dan Yang Tse menunjukkan keistimewaan yang
sama; campurnya kedua macan air itu tidak terlaksana seketika tetapi
memerlukan waktu.
18.
Kegelapan dan gelombang di dasar lautan.
"Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi
oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita
yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat
melihatnya, (dan) barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah
tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun." (Al Qur'an, 24:40)
Keadaan umum tentang lautan yang dalam
dijelaskan dalam buku berjudul Oceans:
Kegelapan dalam lautan dan
samudra yang dalam dijumpai pada kedalaman 200 meter atau lebih. Pada kedalaman
ini, hampir tidak dijumpai cahaya. Di bawah kedalaman 1000 meter, tidak terdapat
cahaya sama sekali. (Elder, Danny; and John Pernetta, 1991, Oceans, London,
Mitchell Beazley Publishers, s. 27)
Kini, kita telah mengetahui tentang
keadaan umum lautan tersebut, ciri-ciri makhluk hidup yang ada di dalamnya,
kadar garamnya, serta jumlah air, luas permukaan dan kedalamannya. Kapal selam
dan perangkat khusus yang dikembangkan menggunakan teknologi modern,
memungkinkan para ilmuwan untuk mendapatkan informasi ini.
Manusia tak
mampu menyelam pada kedalaman di bawah 40 meter tanpa bantuan peralatan khusus.
Mereka tak mampu bertahan hidup di bagian samudra yang dalam nan gelap, seperti
pada kedalaman 200 meter. Karena alasan inilah, para ilmuwan hanya baru-baru ini
saja mampu menemukan informasi sangat rinci tersebut tentang kelautan. Namun,
pernyataan "gelap gulita di lautan yang dalam" digunakan dalam surat An Nuur
1400 tahun lalu. Ini sudah pasti salah satu keajaiban Al Quran, sebab infomasi
ini dinyatakan di saat belum ada perangkat yang memungkinkan manusia untuk
menyelam di kedalaman samudra.
Selain itu, pernyataan di ayat ke-40
surat An Nuur "Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi
oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan?" mengarahkan
perhatian kita pada satu keajaiban Al Quran yang lain.
Para ilmuwan
baru-baru ini menemukan keberadaan gelombang di dasar lautan, yang "terjadi pada
pertemuan antara lapisan-lapisan air laut yang memiliki kerapatan atau massa
jenis yang berbeda." Gelombang yang dinamakan gelombang internal ini meliputi
wilayah perairan di kedalaman lautan dan samudra dikarenakan pada kedalaman ini
air laut memiliki massa jenis lebih tinggi dibanding lapisan air di atasnya.
Gelombang internal memiliki sifat seperti gelombang permukaan. Gelombang ini
dapat pecah, persis sebagaimana gelombang permukaan. Gelombang internal tidak
dapat dilihat oleh mata manusia, tapi keberadaannya dapat dikenali dengan
mempelajari suhu atau perubahan kadar garam di tempat-tempat tertentu. (Gross,
M. Grant; 1993, Oceanography, a View of Earth, 6. edition, Englewood Cliffs,
Prentice-Hall Inc., s. 205)
Pernyataan-pernyataan dalam Al Qur'an
benar-benar bersesuaian dengan penjelasan di atas. Tanpa adanya penelitian,
seseorang hanya mampu melihat gelombang di permukaan laut. Mustahil seseorang
mampu mengamati keberadaan gelombang internal di dasar laut. Akan tetapi, dalam
surat An Nuur, Allah mengarahkan perhatian kita pada jenis gelombang yang
terdapat di kedalaman samudra. Sungguh, fakta yang baru saja diketemukan para
ilmuwan ini memperlihatkan sekali lagi bahwa Al Qur'an adalah kalam Allah.
19. Manfaat
sidik jari.
Saat dikatakan dalam Al Qur'an bahwa adalah mudah bagi Allah untuk
menghidupkan manusia setelah kematiannya, pernyataan tentang sidik jari manusia
secara khusus ditekankan:
"Apakah manusia mengira
bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya? Ya, bahkan Kami
mampu menyusun (kembali) ujung jari-jarinya dengan sempurna." (Al Qur'an,
75:3-4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna
sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya
sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki
serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah
mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi
pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia.
Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru
ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai
lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam Al Qur'an, Allah
merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu
itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru
mampu dipahami di zaman sekarang.
20. Jenis kelamin bayi.
Hingga baru-baru ini, diyakini bahwa jenis
kelamin bayi ditentukan oleh sel-sel ibu. Atau setidaknya, dipercaya bahwa jenis
kelamin ini ditentukan secara bersama oleh sel-sel lelaki dan perempuan. Namun
kita diberitahu informasi yang berbeda dalam Al Qur'an, yang menyatakan bahwa
jenis kelamin laki-laki atau perempuan diciptakan "dari air mani apabila
dipancarkan".
"Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita, dari air
mani, apabila dipancarkan." (Al Qur'an, 53:45-46)
Cabang-cabang ilmu pengetahuan yang berkembang seperti genetika dan
biologi molekuler telah membenarkan secara ilmiah ketepatan informasi yang
diberikan Al Qur'an ini. Kini diketahui bahwa jenis kelamin ditentukan oleh
sel-sel sperma dari tubuh pria, dan bahwa wanita tidak berperan dalam proses
penentuan jenis kelamin ini.
Kromosom adalah unsur utama dalam
penentuan jenis kelamin. Dua dari 46 kromosom yang menentukan bentuk seorang
manusia diketahui sebagai kromosom kelamin. Dua kromosom ini disebut "XY" pada
pria, dan "XX" pada wanita. Penamaan ini didasarkan pada bentuk kromosom
tersebut yang menyerupai bentuk huruf-huruf ini. Kromosom Y membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kelelakian, sedangkan kromosom X membawa gen-gen yang
mengkode sifat-sifat kewanitaan.
Pembentukan seorang manusia baru
berawal dari penggabungan silang salah satu dari kromosom ini, yang pada pria
dan wanita ada dalam keadaan berpasangan. Pada wanita, kedua bagian sel kelamin,
yang membelah menjadi dua selama peristiwa ovulasi, membawa kromosom X.
Sebaliknya, sel kelamin seorang pria menghasilkan dua sel sperma yang berbeda,
satu berisi kromosom X, dan yang lainnya berisi kromosom Y. Jika satu sel telur
berkromosom X dari wanita ini bergabung dengan sperma yang membawa kromosom Y,
maka bayi yang akan lahir berjenis kelamin pria.
Dengan kata lain,
jenis kelamin bayi ditentukan oleh jenis kromosom mana dari pria yang bergabung
dengan sel telur wanita.
Tak satu pun informasi ini dapat diketahui
hingga ditemukannya ilmu genetika pada abad ke-20. Bahkan di banyak masyarakat,
diyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh pihak wanita. Inilah mengapa
kaum wanita dipersalahkan ketika mereka melahirkan bayi perempuan.
Namun, tiga belas abad sebelum penemuan gen manusia, Al Qur'an telah
mengungkapkan informasi yang menghapuskan keyakinan takhayul ini, dan menyatakan
bahwa wanita bukanlah penentu jenis kelamin bayi, akan tetapi air mani dari
pria.
21. Manusia
tercipta dari setitik sperma.
Selama persetubuhan seksual, 250 juta sperma terpancar dari si
laki-laki pada satu waktu. Sperma-sperma melakukan perjalanan 5-menit yang sulit
di tubuh si ibu sampai menuju sel telur. Hanya seribu dari 250 juta sperma yang
berhasil mencapai sel telur. Sel telur, yang berukuran setengah dari sebutir
garam, hanya akan membolehkan masuk satu sperma. Artinya, bahan manusia bukan
mani seluruhnya, melainkan hanya sebagian kecil darinya. Ini dijelaskan dalam
Al-Qur'an :
"Apakah manusia mengira akan dibiarkan tak terurus? Bukankah ia hanya
setitik mani yang dipancarkan?" (Al Qur'an, 75:36-37)
Seperti
yang telah kita amati, Al-Qur'an memberi tahu kita bahwa manusia tidak terbuat
dari mani selengkapnya, tetapi hanya bagian kecil darinya. Bahwa tekanan khusus
dalam pernyataan ini mengumumkan suatu fakta yang baru ditemukan oleh ilmu
pengetahuan modern itu merupakan bukti bahwa pernyataan tersebut berasal dari
Ilahi.
22. Bagian
otak yang mengendalikan gerak kita.
"Ketahuilah, sungguh jika
dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun-ubunnya, (yaitu)
ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka." (Al Qur'an, 96:15-16)
Ungkapan "ubun-ubun orang yang mendustakan
lagi durhaka" dalam ayat di atas sungguh menarik. Penelitian yang dilakukan di
tahun-tahun belakangan mengungkapkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas
mengatur fungsi-fungsi khusus otak, terletak pada bagian depan tulang tengkorak.
Para ilmuwan hanya mampu menemukan fungsi bagian ini selama kurun waktu 60 tahun
terakhir, sedangkan Al Qur'an telah menyebutkannya 1400 tahun lalu. Jika kita
lihat bagian dalam tulang tengkorak, di bagian depan kepala, akan kita temukan
daerah frontal cerebrum (otak besar). Buku berjudul Essentials of Anatomy and
Physiology, yang berisi temuan-temuan terakhir hasil penelitian tentang fungsi
bagian ini, menyatakan:
Dorongan dan hasrat untuk merencanakan dan
memulai gerakan terjadi di bagian depan lobi frontal, dan bagian prefrontal. Ini
adalah daerah korteks asosiasi... (Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip
Tate, 1996, Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis,
Mosby-Year Book Inc., s. 211; Noback, Charles R.; N. L. Strominger; and R. J.
Demarest, 1991, The Human Nervous System, Introduction and Review, 4. edition,
Philadelphia, Lea & Febiger , s. 410-411)
Buku tersebut juga
mengatakan:
Berkaitan dengan keterlibatannya dalam membangkitkan
dorongan, daerah prefrontal juga diyakini sebagai pusat fungsional bagi perilaku
menyerang... (Seeley, Rod R.; Trent D. Stephens; and Philip Tate, 1996,
Essentials of Anatomy & Physiology, 2. edition, St. Louis, Mosby-Year Book
Inc., s. 211)
Jadi, daerah cerebrum ini juga bertugas merencanakan,
memberi dorongan, dan memulai perilaku baik dan buruk, dan bertanggung jawab
atas perkataan benar dan dusta.
Jelas bahwa ungkapan "ubun-ubun orang
yang mendustakan lagi durhaka" benar-benar merujuk pada penjelasan di atas.
Fakta yang hanya dapat diketahui para ilmuwan selama 60 tahun terakhir ini,
telah dinyatakan Allah dalam Al Qur'an sejak dulu.
23. Air susu ibu dalam 2 tahun.
Air susu ibu adalah suatu campuran ciptaan Allah yang luar biasa dan
tak tertandingi sebagai sumber makanan terbaik bagi bayi yang baru lahir, dan
sebagai zat yang meningkatkan kekebalan tubuhnya terhadap penyakit. Bahkan
makanan bayi yang dibuat dengan teknologi masa kini tak mampu menggantikan
sumber makanan yang menakjubkan ini.
Setiap hari ditemukan satu
manfaat baru air susu ibu bagi bayi. Salah satu fakta yang ditemukan ilmu
pengetahuan tentang air susu ibu adalah bahwa menyusui bayi selama dua tahun
setelah kelahiran sungguh amat bermanfaat. (Rex D. Russell, Design in Infant
Nutrition, http:// www. icr.org/pubs/imp-259.htm)
Allah memberitahu
kita informasi penting ini sekitar 14 abad yang lalu, yang hanya diketahui
melalui ilmu pengetahuan baru-baru ini, dalam ayat-Nya "...menyapihnya dalam dua
tahun...".
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan
kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu." (Al Qur'an, 31:14)
24.
Reproduksi tumbuh-tumbuhan.
"Yang telah menjadikan bagimu sebagai hamparan dan yang telah
menjadikan bagimu di bumi itu jalan-jalan dan menurunkan dari langit air hujan,
maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dan tumbuh-tumbuhan yang
bermacam-macam." (QS. 20:53)
"Dan Kami telah meniupkan angin untuk
mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami
beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang
menyimpannya." (QS. 15:22)
"...Dan menjadikan
padanya (bumi) semua buah-buahan berpasang-pasangan..." (QS. 13:3)
Kita mengetahui bahwa "buah" adalah hasil
proses reproduksi daripada tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi yang mempunyai
organisasi (susunan anggauta) yang lengkap dan sangat kompleks. Tahap
sebelum menjadi buah adalah bunga dengan anggauta jantan (etamine) dan
betina (ovules). Ovul ini setelah menerima "pollen" menghasilkan buah, dan
buah itu sesudah matang menghasilkan biji. Tiap-tiap buah mengandung arti
tentang adanya anggauta jantan dan anggota betina. Inilah yang dimaksudkan
oleh ayat tersebut di atas.
Tetapi kita harus ingat bahwa dalam
beberapa pohon, buah dapat dihasilkan oleh bunga yang tidak dikawin
seperti pisang, beberapa macam ananas, tin (fique), orange dan buah anggur.
Buah tersebut tidak berasal dari pohon yang mempunyai jenis seks.
Selesainya reproduksi terjadi dengan proses tumbuhnya biji, setelah
terbukanya tutup luar (yang mungkin juga terpadat dalam biji). Terbukanya
tutup luar itu memungkinkan keluarnya akar yang akan menyerap
makanan dari tanah. Makanan itu perlu untuk tumbuh-tumbuhan yang
lambat pertumbuhannya, yaitu untuk berkembang dan menghasilkan individu
baru.
Suatu ayat memberi isyarat kepada pembenihan ini.
"Sesungguhnya
Allah membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan..." (QS. 6:95)
25.
Reproduksi binatang. "Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki
dan perempuan, dari air mani, apabila dipancarkan." (QS. 53:45-46)
Ayat di atas berlaku umum, tidak saja bagi
reproduksi manusia, tetapi juga berlaku bagi reproduksi binatang. "Pasangan"
adalah kata-kata yang sama yang kita dapatkan dalam ayat-ayat yang membicarakan
reproduksi tumbuh-tumbuhan. Di sini soal sex ditegaskan. Perincian yang sangat
mengagumkan adalah gambaran yang tepat tentang beberapa tetes zat cair (sperma)
yang diperlukan untuk reproduksi.
26. Menembus ruang angkasa dan kedalaman perut
bumi.
Al-Qur'an memberi isyarat kepada manusia untuk menjelajahi ruang
angkasa dan perut bumi yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia pada waktu ayat
ini diturunkan.
"Hai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru
langit dan bumi, maka lintasilah, dan kamu tidak dapat menembusnya melainkan
dengan kekuatan. (QS. 55:33)
Manusia, dengan kecerdasan dan keterampilannya, telah berhasil
mendaratkan dua orang awak pesawat apollo 11 ke
bulan dan membuat stasiun ruang angkasa, dan banyak menerjunkan pekerja tambang
ke dalam perut bumi hingga kedalaman beberapa kilometer.
Dan lain
sebagainya.
TANTANGAN ALLAH SWT KEPADA ORANG-ORANG KAFIR
(KHUSUSNYA ATHEIS):
Allah SWT
menantang orang-orang kafir untuk mengembalikan nyawa manusia ketika dicabut:
"Maka mengapa ketika nyawa sampai
di kerongkongan, padahal kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya
dari pada kamu, tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai
(oleh Allah), kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu
adalah orang-orang yang benar?" (QS. 56:83-87)
PEKERJAAN
RUMAH BAGI AHLI-AHLI RUANG ANGKASA:
Secara
gamblang, Allah SWT menyebutkan keberadaan makhluk-makhluk melata di ruang
angkasa:
"Diantara tanda-tanda (kekuasaan)-Nya ialah menciptakan langit dan
bumi dan makhluk-makhluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia
Mahakuasa mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya." (QS.
42:29)
Komentar
Posting Komentar